Pemerintah Amerika Serikat membuka lowongan bagi peretas (hacker) sistem komputer yang merasa dirinya cukup piawai menangani bidang yang mereka sebut "masalah paling berat di muka bumi". National Security Agency mengaku butuh banyak peretas untuk menghadapi perang siber yang semakin menjadi ancaman keamanan nasional.
Tugasnya antara lain memperkuat jaringan, menjaganya agar tetap terbarui, melakukan uji coba menembus sistem untuk menemukan celah keamanan, dan mengamati tanda-tanda adanya serangan.
Ketersediaan tenaga peretas profesional ini kalah banyak dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan AS. Itu sebabnya, sejumlah agen federal, mulai dari DOD, DHS, NASA, dan NSA, datang ke Las Vegas, minggu ini, untuk menghadiri Defcon, konvensi tahunan para peretas sedunia.
NSA membutuhkan sedikitnya 1.500 orang pada tahun fiskal yang berakhir 30 September 2011 dan 1.500 orang lagi tahun depan. Kebanyakan dari mereka adalah tenaga ahli siber. Pada ajang Defcon yang diikuti sekitar 10.000 peserta, NSA harus bersaing dengan badan lain untuk menemukan tenaga terbaik.
Agen mata-mata Amerika Serikat itu selama ini menjalankan strategi menyerang dan bertahan dalam perang siber. Lembaga ini mematai-matai musuh dan melindungi jaringan komputer AS yang menyimpan materi super-rahasia, target empuk para musuh AS.
"Saat ini pejuang siber yang kami butuhkan, bukan ilmuwan roket," kata Richard George, Direktur Teknis Information Assurance Directorate NSA yang menangani sistem pertahanan siber. "Inilah perang yang kita hadapi sekarang. Dan, kami butuh tenaga terbaik dan terpintar yang siap menyandang predikat pejuang siber."
source : national geographic | kompas